Lontong Balap Kranggan

Lontong Balap

Konon nama hidangan ini lahir karena para penjualnya dulu berasal dari satu kampung. Ketika mulai berjualan, puluhan gerobak didorong hingga seperti sedang balapan. Rasa taogenya yang krenyes-krenyes selalu bikin ketagihan.

Lontong Balap Kranggan
Jl. Kranggan (tepat di seberang bioskop Garuda)

Lontong Balap Surabaya identik dengan nama Kranggan atau Garuda. Maklum saja, di Jl Kranggan, tepat di seberang bioskop Garuda berderet sejumlah kedai lontong balap. Umumnya mereka meneruskan usaha yang diwariskan dari orang tuanya. Seperti Ny. Tasniyah (48), yang meneruskan usaha ayahnya (alm.) Bpk. Santrio yang berjualan sejak tahun 50-an. "Saya meneruskan usaha ini tahun 1987," ujarnya.

Lontong Balap ala Tasniyah berisi lontong, sayur taoge, irisan tahu plus lento yang diremas-remas. Lento adalah sejenis bakwan terbuat dari kacang tolo. Untuk lento, Tasniyah membuatnya dengan komposisi 3 bagian kacang dihaluskan dan 2 bagian tetap utuh. Kemudian diberi bumbu, dibentuk bulat lonjong, lalu dgoreng. Kuah taogenya bening agak kecoklatan. Ada jejak manis di dalamnya. "Soalnya waktu menumis bumbu saya tambahkan kecap," jelasnya.

Bentuk lontongnya juga cukup unik. Tak bulat lonjong atau persegi. Melainkan berbentuk kerucut mirip tumpeng. "ini memang ciri khas warung saya," imbuhnya.

Untuk yang suka pedas, tersedia Sambal Pekat terbuat dari petis, cbai dan bawang putih. Pelengkapnya ada Sate Kerang yang ditumpuk di sisi penjual. Kita bersantap di bangku panjang yang mengelilingi si penjual. Jadi piring harus dipegang dengan tangan. Seporsi Lontong Balap dijual Rp 5 ribu. Sementara Sate Kerangnya Rp 500 per tusuk. Kedai ini beroperasi sejak pukul 9 pagi hingga 10 malam. Porsinya cukup membuat kaget. Soalnya taogenya begitu melimpah sehingga terkadang dijuluki Lontong Balap Jumbo. Dalam sehari, Tasniyah mengaku membutuhkan 30 kilogram taoge per hari.

Artikel yang berhubungan dengan :



Tidak ada komentar: